Berwisata ke Tokyo tak ubahnya memasuki kehidupan dua peradaban sekaligus. Sebab di sinilah budaya tradisional Jepang mampu bertahan di samping gaya hidup serba modern. Jika anda berkesempatan berwisata ke Tokyo, luangkanlah waktu pergi ke Asakusa. Dari sana anda bisa berlayar menyusuri sungai Sumida 隅田川yang 'membelah' ibukota Jepang itu hingga ke Odaibaお台場, sebuah sudut kota Tokyo di perairan Teluk Tokyo.
Tujuan
utama di Asakusa adalah kuil Senso-ji. Kuil Budha itu, meskipun hingga
kini masih digunakan sebagai tempat peribadatan, ramai dikunjungi
sebagai objek wisata. Daya tarik kuil ini terletak pada sejarahnya yang
sudah sepanjang 1.300 tahun lebih. Meskipun begitu, sebagian besar
bangunan yang berdiri sekarang adalah hasil rekonstruksi yang rampung
tahun 1958-1964. Upaya rekonstruksi terpaksa dilakukan setelah kuil ini
rusak parah diterpa topan tahun 1945.
Kuil Senso-ji memiliki tiga gerbang. Kaminari-mon雷門
adalah pintu utama. Karena itu, jika Anda ke Asakusa menggunakan
subway, rambu penunjuk jalan yang terpasang di stasiun kereta bawah
tanah地下鉄chikatetsu, itu akan mengarahkan anda
ke Kaminari-mon. Di gerbang besar yang terbuat dari kayu itu tergantung
sebuah lampion raksasa berwarna merah. Di tiang sebelah kiri ada patung
dewa angin, sedangkan yang di kanan adalah patung dewa badai.
Melangkah masuk melewati kaminari-mon, Anda akan segera menjumpai sederetan kios yang menjual beragam souvenir.yang terkenal.
Kawasan wisata belanja sepanjang sekitar 100 meter ini bernama
Nakamise. Gantungan kunci, kipas, pembatas buku, pedang katana, T-Shirt,
hingga kimono ada di sana. Makanan dan kue-kue khas Jepang juga
tersedia. Meskipun umumnya penjual di situ hanya berbahasa Jepang, Anda
tak perlu khawatir akan mengalami kesulitan. Semua barang yang dijual
sudah ditempeli label harga, sehingga Anda tinggal memilih mana yang
Anda ingin beli. Selanjutnya, 'bahasa tarzan'-lah yang berperan.
Di
ujung Nakamise terdapat sebuah gerbang, Hanzomon, yang mengantarkan
Anda memasuki halaman kuil. Aroma dupa akan menjemput Anda di situ. Di
sayap kanan halaman kuil berdiri pagoda bertingkat lima setinggi 53,32
meter. Pagoda itu bukan bangunan kuno, baru dibangun pada tahun 1973.
Sedangkan di sisi lainnya terdapat taman Hanayashiki. Dulu di taman ini
kerap dipertunjukkan kesenian tradisional Jepang. Maka, jangan kaget
kalau Anda diberitahu bahwa pagoda yang ada di sana dimaksudkan sebagai
penghormatan untuk para pelawak.
Kalau
Anda sudah puas melihat-lihat situs kuno di Asakusa, lanjutkanlah
perjalanan wisata Anda di Tokyo ke Odaiba. Berbalikan dengan yang Anda
temui di Asakusa, di Odaiba Anda akan menjumpai bangunan-bangunan dan
teknologi yang serba modern. Odaiba memang didesain untuk menyongsong
kehidupan baru di abad ke-22. Maka, boleh dibilang Anda sekaligus dapat
menjumpai dua peradaban Jepang: Serba tradisional dan serba modern.
Meskipun
ada transportasi kereta yang menghubungkan dua tempat itu, pilihlah
angkutan kapal penumpang yang menyusuri sungai Sumida. Ongkosnya memang
lebih berlipat, tetapi pelayaran selama 40 menit memungkinkan Anda
memperoleh pengalaman yang lebih menyenangkan. Frekuensi pelayarannya
pun cukup kerap, sehingga Anda bisa memutuskan kapan saja untuk
meninggalkan Asakusa.Dermaga Asakusa berada tepat di sisi Azuma-bashi,
alias jembatan Azuma. Jembatan itu adalah satu di antara 12 jembatan
besar yang akan Anda lihat sepanjang pelayaran. Tak satu pun dari semua
jembatan itu berbentuk sama. Perjalanan jadi tak membosankan karenanya.
Tentu saja pemandangan di tepi kanan-kiri sungai tak kalah menggoda.
Suara rekaman pengarah wisata akan menjelaskan jembatan atau tempat yang
dilewati.
Bagi yang anda yang suka bertualang dan suka 貧乏旅行bimbo
ryoko akan lebih bebas berwisata sendiri dengan naik chikatetsu atau
dengan jalan kaki ke objek wisata di Tokyo yang letaknya menurut saya
tidak begitu jauh dari statsiun kereta api atau subway, disini
penguasaan bahasa Jepang sangat membantu mencapai tujuan objek wisata di
Jepang
0 comments:
Post a Comment